Sabtu, 28 Mei 2016

Sudahkah Shaum Ramadhan Kita Berbuah Taqwa?

SUDAHKAH SHAUM RAMADHAN KITA BERBUAH TAQWA?

Usiaku sudah 55 tahun.  Kalau dikurangi usia anak-anak 10 tahun saja, maka berarti saya sudah shaum Ramadhan selama 45 bulan.   Sebuah waktu yang cukup panjang untuk membentuk karakter orang yang bertaqwa.
Kita mafhum bahwa tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada-Nya.   Kaidah usul fiqih mengatakan bahwa hukum asal ibadah adalah terlarang, kecuali ada dalil yang memerintahkannya.  Syarat untuk diterimanya ibadah adalah harus memenuhi unsur 4-I, yaitu Iman, Ikhlas, Ittiba, dan Ihtisab.
Selama kurang-lebih 45 bulan dalam tempo 45 tahun yang lalu, saya belum pernah menghisab atau mengevaluasi apakah ibadah shaum Ramadhan saya diterima-Nya atau tidak.
Bagaimana mengevaluasi keberhasilan ibadah shaum Ramadhan kita?   
Di sebuah perusahaan, misalnya, salah satu cara mengevaluasi keberhasilan adalah membandingkan antara target dengan hasil yang dicapai.  Kalau pencapaian sudah sesuai dengan target, maka pekerjaan kita dikategorikan berhasil.
Target semua ibadah kita adalah TAQWA.   Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam Qur'an surat Al Baqarah (2) ayat 21.   Istimewanya, khusus untuk shaum Ramadhan disebutkan langsung oleh Allah swt "agar kalian bertaqwa".   Ya, shaum Ramadhan agar kita bertaqwa, bukan pasti bertaqwa.  Karena ketidakpastian itulah maka, sebelum mendapatkan jamuan Allah di bulan suci Ramadhan tahun ini, alangkah baiknya kita mencoba mengevaluasi hasil ibadah shaum Ramadhan kita yang telah lalu.
Itu khan rahasia Allah, hak prerogratif Allah. Bagaimana kita bisa mengevaluasi?  Ya, puasa memang untuk Allah dan Allah pula yang menentukan diterima atau tidaknya shaum kita.  Tapi Allah sudah menjelaskan kriteria orang yang bertaqwa dalam berbagai ayat dalam Al Qur'an.  Di antaranya pada surat Ali Imran ayat 133-135.  Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan kriteria orang yang bertaqwa ada 4 yaitu :

1.  Gemar berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit;
     Apabila setelah melaksanakan shaum Ramadhan kita menjadi gemar berinfak, baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit, itu tandanya kita berhasil menjadi orang yang bertaqwa.   Salah satu bukti ketakwaan para sahabat salafush shalih adalah mereka tidak ragu untuk berinfak.  Harta-kekayaan Siti Khadijah dipergunakan untuk mendukung perjuangan dakwah Rasulullah saw. Menjelang perang Tabuk, para sahabat berbondong-bondong untuk berinfak.   Umar r.a. berinfak dengan separuh harta yang beliau miliki.   Abu Bakar r.a. menginfakkan seluruh hartanya.   Karena ketaqwaan yang tinggi sebagai buah dari ibadah shaum Ramadhan, para sahabat sangat yakin dengan janji Allah, bahwa infaq yang dikeluarkan akan Allah ganti dengan pahala hingga 700 kali lipat.

2.  Mampu menahan marah;
    Tanda orang yang bertaqwa adalah mampu menahan marah walaupun kondisi dan posisi seseorang memungkinkan untuk bisa marah sejadi-jadinya, namun dia tidak melakukan.   Suri tauladan alam Nabi Muhammad saw, pada suatu malam pulang terlambat setelah dakwah sehingga Aisyah tidak membukakan pintu karena sudah tertidur.  Rasulullah tidur di luar rumah dan pada saat bangun untuk shalat malam dan Aisyah membukakan pintu, Rasulullah saaw tidak marah.  Diludahi dan dilemparii pun, Rasulullah tidak marah,  Untuk umatnya yang kesulitan mengendalikan marah, Rasulullah memberikan tips sebagai berikut :
a.   Kalau marah sedang berdiri, maka duduklah;
b.   Kalau duduk masih marah, maka berbaringlah;
c.   Kalau berbaring masih marah juga, maka ambillah  air wudlu kemudian shalat sunat 2 rakaat.
    
3.  Pemaaf
     Selain harus mampu menahan marah, orang yang bertakwa juga harus mampu memaafkan kesalahan orang lain.   Teladanilah Rasulullah saw.  Pada saat pulang malam tidak dibukakan pintu setelah pulang berdakwah, Rasulullah tidak marah malah meminta ma'af kepada Siti Aisah.   Yang meludahi dan melempari beliau pun dimaafkan dan dido'akan agar mendapat hidayah.

4.  Bertaubat manakala berbuat keji dan dosa
     Manusia adalah tempatnya salah dan dosa.  Namun Allah swt adalah Mahapengampun.  Maka, sebesar apapun dosa kita, asal kita bertaubat dengan taubatan nasuha, maka insya Allah akan diampuni dan dia akan mendapatkan predikat taqwa.   Tentunya dengan syarat dan ketentuan berlaku.  Syaratnya adalah menyesali atas perbuatan tersebut dan bertekad untuk tidak mengulangi lagi.   Ketentuannya adalah asal bukan dosa syirik/menyekutukan Allah.

    Itulah sebagian tanda-tanda orang yang bertaqwa.   Apabila selama ini kita memiliki 4 karakter di atas, maka yakinlah bahwa itu sebagai buah dari shaum Ramadhan kita selama ini.   Apabila belum memiliki, maka kita patut khawatir bahwa ibadah shaum kita selama ini hanya mendapatkan haus dan lapar.  Untuk itu, mari kita berdo'a semoga Allah swt memberi kita kesempatan untuk melaksanakan ibadah shaum Ramadhan tahun 1437 H ini dengan iman yang kuat, ikhlas lillahi ta'ala, dan mencontoh ibadah shaum yang dilaksanakan oleh Rasulullah saw agar ibadah shaum kita berhasil mencapat target menjadi seorang MUTAQIN. 
Aaamin.